Tumbuh Berkembang Bersama ...! !

M E S I N

PEMBUAT MIE PUTIH (SOHUN)

P R O P O S A L (1)

PENYERAPAN TENAGA KERJA MELALUI PROYEK PADAT KARYA PADA BIDANG AGROINDUSTRI DENGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BERUPA MESIN PRODUKSI MIE PUTIH (SOHUN) KAPASITAS SMALL INDUSTRY BERBAHAN BAKU GANYONG YANG MERUPAKAN ALTERNATIF LAIN DARI BAHAN BAKU SAGU DENGAN LOKASI INDUSTRI DI PULAU JAWA

                                                                               

LATAR BELAKANG

Pengangguran hampir merata di seluruh wilayah. Untuk meminimalisir perlu adanya proyek padat karya yang berkesinambungan. Proyek padat karya ini ditempatkan minimal di setiap titik Kecamatan. Indonesia merupakan negara pertanian. Proyek padat karya dititikberatkan pada bidang agroindustri yang salah satunya, yaitu industri mie putih (sohun).

Di Jawa sudah ada industri sohun. Hampir 98 % Industri Sohun di Jawa menggunakan bahan baku sagu. Mereka mengambil bahan baku dari supplier tunggal di Cirebon. Selama ini perdagangan sagu dikuasai oleh kalangan tertentu sehingga terkesan monopoli. Akibatnya harga ditentukan oleh beberapa gelintir oknum yang memiliki kekuatan informasi dan modal.

Usia panen sagu 7 – 10 tahun, sehingga membutuhkan beribu-ribu hektar lahan agar kebutuhan produksi terpenuhi secara terus menerus. Di Jawa sudah tidak mungkin menanam sagu karena sempitnya lahan. Untuk itu diperlukan alternatif bahan baku lain yang mempunyai masa panen lebih singkat, yaitu ganyong dengan melakukan penyesuaian juga pada mesin produksinya.
Ganyong dengan nama latinnya Canna Edulis Kerr mempunyai masa tanam 8 bulan lebih. Dalam satu hektar lahan bisa menghasilkan ganyong sebanyak 60 ton.

Agar target minimal satu Kecamatan tercapai, dilakukan penyesuaian kapasitas pada mesin produksinya yaitu kapasitas small industry karena modal untuk kapasitas small industry tidak terlalu mahal sehingga diharapkan target pemerataan tercapai.

Industri ini merupakan industri dari hulu ke hilir mulai dari tanam bahan baku sampai menjadi barang jadi yang nantinya bahan baku tersebut mempunyai nilai tambah yang lebih baik. Industri ini melibatkan seluruh aspek masyarakat mulai dari petani sampai ke birokrasi dan juga pelaku bisnis. Diharapkan nantinya petani bukan saja diberi mandat untuk tanam bahan baku, namun juga diberi tambahan tugas beternak dengan sistem bagi hasil sehingga kesejahteraanya akan lebih meningkat lagi.

Kami adalah perusahaan Jenis Industri Mesin untuk Pengolah Makanan dengan Komoditas Industri Mesin Pembuat Mie dan Sohun yang sudah berpengalaman pada bidangnya mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan. Kami siap memberikan dukungan untuk kemajuan pembangunan bangsa melalui teknologi tepat guna yang merupakan design industri kami.

 

SPESIFIKASI PERUSAHAAN

JENIS

JUMLAH

SPESIFIKASI

Kapasitas Produksi.

Bahan Baku Ganyong.

Rendemen.

Hari Kerja.

Lama Proses.

Harga Sohun di Pwt.

Pekerja & Upah :

· Kepala Produksi.

· Tenaga Produksi & Tenaga Packing.

(50 - 80) Kg/Hari

200 Kg/Hari

 

 

 

Rp 900/Ons

 

1 Orang

8 Orang

 

1.300 Kg/Bln.

5.200 Kg/Bln.

25 %.

26 Hari/Bln.

8 Jam/Hari.

Rp 9 rb/Kg (sagu)&Rp 12 rb (ganyong)

 

Rp 600 rb/Bln.

Upah Borongan Rp 350/Kg. Rp (455 - 728) rb/Bln.

 

MODAL USAHA

Modal Usaha pada Industri Sohun terdiri dari Modal Tetap dan Modal Kerja.

Modal Tetap

Modal Tetap atau Modal Investasi adalah modal yang besarnya tetap untuk tiap proses produksi.

Jenis

Barang

Nomor

Ekonomi

(Bulan)

(n)

Jumlah

Unit

Harga Total

(Rp)

(Rp 1000)

(A)

Harga Akhir

(Rp)

(Rp 1000)

(B)

Penyusutan

(Rp/Bln)

(C)

¨      Timbangan Digital.

¨      Impuls Sealer.

¨      Mesin Parut.

¨      Bejana Pemerah.

¨      Filter Pati.

¨      PRA.

¨      Wacan.

¨      Bajeg.

¨      Mesin Press.

¨      Andak.

¨      Instrumen Instalasi Air.

 

 

 

 

 

120

 

 

 

 

 

2

2

1

10

10

1

2

2

1

2.000

1

 

 

 

 

 

150.000

 

 

 

 

 

15.000

 

 

 

 

 

1.125..000

JUMLAH                                                                                    150.000                                     1.125.000

Keterangan :

A = Modal Tetap.

C = (A – B) / n.

Penyusutan Bangunan 17,5 %.

Penyusutan Peralatan 10 %.

Seluruh peralatan merupakan design industri pribadi. Total Anggaran Belanja peralatan Rp 150.000.000 sudah termasuk jasa design, jasa instalasi, jasa managerial, dan jasa training serta termasuk instrumen instalasi air namun belum termasuk ongkos kirim dan akomodasi pelatihan. Tanah dan bangunan serta penyangga Andak (oven) tidak termasuk didalamnya.

Modal Kerja

Modal Kerja adalah modal yang diperlukan untuk memulai satu siklus produksi. 

Biaya

Kebutuhan/Bulan

Harga Satuan

Modal/Bulan

Gaji Karyawan :

¨  Kepala Produksi.

¨  Tenaga Produksi&Pack.

Bahan Baku Ganyong.

Bahan Penunjang :

¨      Pack (Plastik + Sablon)

¨      Afit.

¨      Amanda.

¨      Bensin.

¨      Gemuk / Vet.

¨      Lain-lain.

 

1 Orang

8 Orang

5.200 Kg/Bln

 

2.600 Lbr/Bln

12 Kg/Bln

2 Dus/Bln

104 Liter/Bln

 

Rp 600.000

Rp 350/Kg

 Rp 500/Kg

 

Rp 200/Lbr

Rp 15.000/Kg

Rp 450.000/Dus/15 Kg

Rp 4.500/Liter

 

Rp 600.000

Rp 3.640.000

Rp 2.600.000

 

Rp 520.000

Rp 180.000

Rp 900.000

Rp 468.000

Rp 100.000

Rp 100.000

J U M L A H                                  

Rp 9.108.000 

 

BIAYA PRODUKSI

Biaya Produksi pada dasarnya dibedakan atas biaya produksi yang besarnya tetap selama produksi berlangsung (biaya tetap) dan biaya yang besarnya tergantung kepada produk yang dihasilkan (biaya tidak tetap).

Biaya Tetap

Biaya Tetap adalah biaya produksi yang selama satu periode kerja tetap jumlahnya.  Biaya ini tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan (jumlah jam kerja suatu alat/mesin).

 

Jenis Biaya

Biaya Tetap (Rp/Bln)

Gaji Kepala Produksi.

Biaya penyusutan peralatan.

Rp 600.000

Rp 1.125.000

J U M L A H        

Rp 1.725.000

Biaya Tidak Tetap

Biaya Tidak Tetap adalah biaya produksi yang dikeluarkan pada saat alat dan mesin beroperasi.  Besarnya biaya ini tergantung pada jumlah jam kerja dan jumlah produk yang dihasilkan.

Biaya

Kebutuhan/Bulan

Harga Satuan

Modal/Bulan

Gaji Tng Produksi&Pack.

Bahan Baku Ganyong.

Bahan Penunjang :

¨      Pack (Plastik + Sablon)

¨      Afit.

¨      Amanda.

¨      Bensin.

¨      Gemuk / Vet.

¨      Lain-lain.

-

 5200 Kg/Bln

 

2.600 Lbr/Bln

12 Kg/Bln

2 Dus/Bln

104 Liter/Bln

-

 Rp 500/Kg

 

Rp 200/Lbr

Rp 15.000/Kg

Rp 450.000/Dus/15 Kg

Rp 4.500/Liter

Rp 3.640.000

             Rp 2.600.000

 

Rp 520.000

Rp 180.000

Rp 900.000

Rp 468.000

Rp 100.000

Rp 100.000

J U M L A H                              

Rp 8.508.000

Biaya Produksi Total

Biaya Produksi Total merupakan biaya keseluruhan yang diperlukan untuk memproduksi sohun, yaitu jumlah dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.  Pada perusahaan, biaya total untuk memproduksi sohun selama 1 bulan Rp 10.233.000.

 

PERHITUNGAN KEUNTUNGAN

Keuntungan merupakan selisih antara pendapatan dengan pengeluaran.  Pengeluaran adalah total biaya produksi, sedangkan pendapatan diperoleh dari penjualan sohun.

Perusahaan menjual sohun dengan harga Rp 12.000/Kg (harga jual sohun terendah di pasar tradisional).  Untuk produksi 5.200 Kg Ganyong/Bulan, diperoleh produksi sebanyak 1.300 Kg sohun/Bulan.  Total pendapatannya sebesar Rp 15.600.000.  Apabila biaya produksinya Rp 10.233.000, maka keuntungan (selisih antara pendapatan dengan biaya produksi) yang diperoleh Rp 5.367.000.

Pendapatan lain diperoleh dari penjualan Gabar Ganyong tiap kilogram Rp 600 untuk campuran dalam pembuatan saus atau pakan ternak.

 

PERHITUNGAN BEP

Break Even Point (BEP) adalah suatu titik keseimbangan dimana pada titik tersebut jumlah hasil penjualan sama jumlah biaya yang dikeluarkan atau industri tersebut tidak mengalami laba atau rugi.

B E P

BEP = Biaya Tetap / (1 – (Biaya Tidak Tetap / Pendapata))

        = Rp 3.794.416/Bulan.

Persen Titik Impas

% Titik Impas = BEP / Pendapatan = 24 %

Untuk ini berarti untuk mencapai keadaan impas (tidak untung dan tidak rugi), perusahaan cukup memproduksi sohun sebanyak 24 % dari kapasitas produksi normal.

Kapasitas Titik Impas

Kapasitas Titik Impas adalah jumlah produksi yang harus dilakukan untuk mencapai titik impas di atas.

Kapasitas Titik Impas Perusahaan =  24 % 1.300 Kg/Bulan

                                                    =  312 Kg/Bulan

                                                    =  12 Kg/Hari.

Jadi, perusahaan sudah mencapai titik impas jika memproduksi sohun sebanyak 12 Kg/Hari.  Dengan kapasitas produksi 50 Kg/Hari, perusahaan telah memperoleh keuntungan karena berproduksi di atas kapasitas titik impas.

Nilai Tambah Tiap Kilogram Ganyong

= Rp 4.128,46/Kg Ganyong.

 

PENGEMBALIAN MODAL

Pengembalian modal didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal investasi melalui keuntungan yang diperoleh

= Total Investasi / Keuntungan = Rp 150.000.000 / Rp 5.367.000 = 28 Bulan.

 

NILAI BC RATIO

Benefit Cost Ratio adalah nilai perbandingan antara pendapatan dengan biaya.  Jika nilai :

B/C > 1  ---  Layak.

B/C < 1  ---  Tidak Layak Berdiri (Rugi).

B/C = 1  ---  Impas.

BC Ratio = Pendapatan / Biaya Produksi = 1,52

Perusahaan layak berdiri karena mempunyai nilai B/C lebih besar dari 1.

 

SISTEM KERJASAMA

Pemerintah / Investor mempersiapkan :
1) Lahan tanam ganyong seluas 1050 Ubin (1,5 hektar) bekerjasama dengan petani dengan sistem kemitraan.
2) Lahan oven seluas 100 Ubin.
3) Lahan dan bangunan (semi permanen) untuk produksi, packing, dan gudang serta instalasi air seluas 100 Ubin.

Petani yang diajak kerjasama menanam bahan baku ganyong diberi tugas tambahan untuk beternak. Beternak ini bisa kambing atau ayam.

Semisal saja untuk beternak ayam potong, analisis kerjasama dan perhitungan adalah sebagai berikut :
Untuk luas 1050 Ubin dibutuhkan petani 10 orang dengan masing-masing orang mempunyai lahan 100 Ubin untuk tanam ganyong. Sepuluh orang petani tersebut dibagi 5 kelompok, masing-masing kelompok 2 orang. Tiap kelompok diberi modal Rp 25 juta (belum termasuk biaya sewa lahan) untuk mendirikan kandang dengan kapasitas 1000 ekor.

Biaya operasional selama 40 hari untuk 1 ekor ayam tidak lebih dari Rp 1000 dan keuntungan tiap ekor ayam Rp 2000.
Diharapkan untuk 1 kelompok akan mendapatkan keuntungan Rp 2.000.000 (net)/40 hari. Karena ini program kemitraan dengan pihak ketiga (perusahaan), biasanya pihak ketiga akan memberikan 2 % dari jumlah ayam yang dipanen sehingga kesejahteraan para petani akan lebih meningkat lagi. Selain itu kotoran ayamnya bisa digunakan untuk pupuk pada lahan tanaman ganyong.

(Harga dalam proposal tersebut sewaktu-waktu bisa berubah.  Mohon konfirmasi terlebih dahulu)

               Untuk Pemesanan Klik Tombol "KONTAK"

copyright © 2006 Citra Sarana Cipta Umy, all rights reserved.